Pagi itu lobi lantai satu Perpustakaan IAIN Parepare lebih terang dari biasanya. Cahaya jatuh dari langit-langit tinggi. Mengenai dinding tempat sertifikat akreditasi “Unggul” memantul tenang. Tidak ada seremoni. Tidak ada spanduk. Hanya seorang dosen berdiri membawa sebuah buku.
Dr Alfiansyah Anwar, S.Ksi, MH. Datang pelan. Menyerahkan buku yang baru selesai perjalanan panjangnya. Buku yang lahir dari kerja sama LP2M IAIN Parepare dengan Rajawali Press. Buku yang ditulis banyak tangan. Banyak harapan.
Perpustakaan itu sendiri megah. Lima lantai. Ada lift. Ada ribuan koleksi. Tapi justru di lantai satu, di lobi, buku itu menemukan pintu masuknya. Tempat yang sederhana. Dekat dengan ruang Kepala UPT Perpustakaan.
Alfiansyah menyampaikan terima kasih. Untuk Rektor IAIN Parepare, Prof Dr Kiyai Hannani M Ag. Untuk Ketua LP2M Dr Muhammad Haramain. Untuk Sekretaris LP2M Muhammad Majdy. Tanpa mereka buku itu tidak akan sampai pada bentuk akhirnya. Tidak akan lahir ke ruang publik akademik.
Isi bukunya? Antologi kisah para akademisi dan pengusaha Sulawesi Selatan. Terutama Ajatappareng: Parepare, Pinrang, Sidrap, Barru. Kisah-kisah yang dulu hidup di Pijarnews.com. Media terverifikasi administrasi dan faktual Dewan Pers. Kisah yang pernah menjadi berita feature. Kisah perjuangan. Ketekunan. Kelenturan hidup. Yang sering lolos dari jangkauan media besar.
Kini kisah-kisah itu dikumpulkan. Dirapikan. Dijadikan buku.
Penyerahannya pun sederhana. Langsung ke tangan Kepala UPT Perpustakaan IAIN Parepare, Sirajuddin, S Pd I, S IPI, M Pd. Obrolan mereka pendek saja. Tentang pentingnya karya dosen hadir di perpustakaan. Tentang harapan agar mahasiswa mendapatkan energi baru dari cerita-cerita itu.
Sirajuddin menyambutnya baik. Baginya perpustakaan tidak tumbuh hanya dari gedung tinggi. Tidak dari lift. Tidak dari teknologi. Ia tumbuh dari pengetahuan yang masuk. Dari karya yang dititipkan para dosen. Dari tulisan yang hidup di tangan mahasiswa.
Ia berencana menghidupkan buku itu. Bedah buku. Diskusi. Apa saja. Asal buku itu tidak tidur di rak.
Penyerahan itu selesai cepat. Hanya sebuah buku berpindah tangan. Namun kadang memang begitu. Peristiwa kecil melahirkan pengaruh panjang. Buku itu kini berada di rumahnya. Menunggu dibaca. Menunggu ditemukan mahasiswa yang sedang mencari arah hidup.
Perpustakaan itu megah. Tapi setiap buku selalu masuk dengan cara sunyi. (*)